Renungan Harian Anak KIDZ

Building a Divine Generation

Jeremy “LINSANITY” Lin – Mengampuni Orang Yang Mengejeknya

pada Maret 31, 2012

Jeremy Lin a.k.a. Linsanity adalah seorang anak muda berkebangsaan Amerika  keturunan Taiwan pertama yang bermain di NBA. Tahu NBA kan? Betul itu adalah National Basketball Association, tempat para pemain basket paling tangguh di dunia berlaga.

Selama bulan Februari sampai April ini, Jeremy Lin menjadi sebuah trend yang luar biasa. Banyak yang memujanya namun juga tidak sedikit yang mengejeknya.

Memang dia adalah seorang anak muda yang sangat berbakat dan menunjukkan permainan luar biasa. Bayangkan saja dalam 5 pertandingan pertamanya di NBA saja dia mengoleksi 136 poin. Itu adalah angka yang sangat banyak dalam 5 pertandingan. Bandingkan misalnya dengan Shaquille O’Neal yang ‘hanya’ mengemas 129 poin, atau bahkan fenomena basket NBA saat ini, Kobe Bryant, yang ‘hanya’ sanggup memasukkan 80 poin dalam 5 pertandingan perdananya di NBA. Jeremy Lin banyak membantu timnya, New York Knicks, meraih kemenangan beruntun. Luar biasa sekali.

Akan tetapi karena dia juga merupakan orang Asia, banyak yang kurang suka dan memberikan makian atau cemoohan pada Lin. Dalam akun twitternya (@JLin7) dia banyak dihujat dan dibenci. Akan tetapi dia menunjukkan bahwa dia adalah seorang anak Tuhan yang sejati. Dia tidak membalas ribuan tweets tersebut dengan hujatan balik, namun dia menuliskan pada para penghujatnya, “Jesus loves you bro and I do too” alias “Yesus mengasihimu saudaraku dan aku juga mengasihimu”. Hal ini banyak meredam kebencian tersebut.

Jeremy Lin telah membuktikan bahwa dia mengasihi musuhnya dan berdoa bagi mereka yang menghujatnya. Dia benar benar telah menginspirasi banyak anak muda Kristen untuk tidak malu menyatakan kepercayaan mereka pada Kristus. Kita tetap bisa gaul dan populer sambil tetap percaya dan melakukan apa yang dikehendaki Tuhan dalam hidup kita.

Ketika “Linsanity” yaitu kepopuleran Lin yang mendadak melanda Amerika Serikat, apa yang dipikirkan oleh Jeremy Lin?

“I’m thinking about how I can trust God more, how can I surrender more? How can I bring Him more glory?”

Itu merupakan sebuah perjuangan yang panjang, namun dia berjanji untuk terus berjuang memuliakan Tuhan dalam kehidupannya. Luar biasa sekali.


Tinggalkan komentar